Rabu, 24 September 2014

CERITA PEMUDA PESISIR

Bukan Perahuku, Tetapi Itu Perahu Kita


“DAN AKU MENERIMA TANTANGAN ITU” !!!, ungkapanku kalah itu, sejak kudengar berita bahwa keterlibatanku membuatmu tidak nyaman. keterlibatanku seakan mengganggu ketenanganmu dalam mengendarai perahu yang saat ini percayakan kepadamu. Padahal, aku hanya ingin menjalankan tanggung jawabku yang diamanahkan oleh semesta sebagai orang yang pernah menahkodai perahu itu. tidak ada kepentingan lain, selain berharap perahu itu menuju kepantai harapan.
Aku pernah mengedarai perahu itu, dan ombak dikala itu juga besar. Sedikit banyaknya, ada kisah yang bisa dibagi agar perjalanan sang nahkoda berikutnya bisa lebih baik. Hanya saja, niat baik itu tidak selamanya akan direspon dengan baik pula. Sejak itu, meskipun berbantahan dengan suara hati, namun saya telah putuskan agar menjaga gerak langkahku untuk tidak melibatkan diri.
Khawatir melihat perahu kita saat ini, inikah yang kamu harapkan ? perahu seakan tinggal ditengah lautan, tanpa jelas arahnya akan kemana. Tidakkah engkau melihat, penumpangmu saat ini satu persatu terjatuh diperahu itu. semoga mereka mampu berenang dan menyelamatkan diri, apakah kembali ke perahu itu atau mencari perahu lain yang mampu menjaga keselamatannya. Sangat tergantung, bagaimana sang nahkoda memperhatikan dan peduli kepada penumpangnya.
Memang benar, Persediaan makanan diperahu kita tidaklah mewah jika di bandingkan dengan persediaan makanan diperahu lain. bahkan kita siap sesekali puasa agar persediaan makanan itu cukup sampai ketujuan. Jika sang penumpang tidak siap puasa mungkin saja akan meninggalkan perahu itu. hanya orang-orang pilihan yang mampu bertahan dalam perahu itu. yang mengherankan, jika yang siap berpuasa pun satu persatu seakan mau turun dari perahu atau mungkin saja karena terjatuh.
Meskipun sudah terlambat, seharusnya sang nahkoda segera mengevaluasi diri, masih ada waktu untuk menata kembali, mengantarkan perahu menuju tujuan perahu itu dibuat. Yakin saja dengan semangat yang dimiliki, melangkah dengan fikiran yang positif, kelemahan itu mampu diperkuat, kekurangan mampu disempurnakan sepanjang kita semua mau berjiwa besar untuk bersama-sama mengantarkan perahu kita menuju ke pantai harapan.
Bersambung,,,Sampai Batas Yang Tidak ditentukan.

-Hanya Sebuah Cerita Orang Dulu-

Bantaeng, 20 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar